Jumat, 15 Juli 2016

LAGI INGIN

Hari ini aku banyak inginnya. Aku lagi ingin ini itu. Dengar, aku kemaren bertemu Cinta dan Rangga. Katanya "Sudah berapa purnama, Gunung tak pulang?". Kamu percaya? Jangan aku ingin bercanda. Lalu aku pulang. Kamu tau aku pulang ke mana? Iya, kamu betul. Aku pulang ke kayangan. Baru sepuluh langkah ke belakang aku di hentikan pria. Katanya "Aku bisa mengabulkan satu permintaan" Kamu tau? Tidak kan? Tapi akan ku kasih tau. Aku minta kamu diterbangkan ke kayangan. Bersamaku. Tapi aku berubah pikiran. Kalau kamu ke kayangan, kamu akan lebih banyak mau. Tapi terlalu banyak yang tak mau kamu di kayangan. Hanya aku yang mau. Tapi aku tak membuang kesempatan itu sia-sia. Aku minta permintaanku yang kali ini benar di kabulkan. Meskipun jika nanti akan lain pikiran. Kali ini dia yang tak ingin. Katanya, ingin ku terlalu banyak. Padahal kau tahu, Gunung? Aku hanya ingin satu. Satu sajaa. Aku ingin semua inginku dikabulkan. Hahaha. Cuma satu kan? Ah dia bohong tak bisa kabulkan inginku meski hanya satu. Karena dia tak ingin aku sedih dan pulang ke kayangan, dia berkata bahwa akan mengabulkan inginku sekarang- benar benar akan di kabulkan katanya. Aku bilang saja, aku ingin kau bilang saja pada Tuhan, bahwa aku sungguh ingin. Sangat sekali ingin. Masalah aku ingin apa. Kau tak perlu tahu, karena Tuhan telah tau apa yang aku ingin. Dan jangan dirubah keinginanku. Nanti kamu yang kena azab. Kata Tuhan amanat itu berat. Dan azabNya amat pedih. Lalu sekarang dia yang ingin pergi. Katanya dia akan sampaikan pada Tuhan. Dia juga berkata, inginmu satu tapi berat. Lalu dia pergi, setelah menggoyangkan pantatnya tiga kali. Aku jalan lagi. Karena aku penghuni kayangan yang tidak bisa terbang. Karena gak punya pesawat pribadi. Dan gak punya uang untuk beli tiket ke kayangan. Aku masih ada ingin. Aku ingin makan bakso. Cuma karena ingin, kalo gak ingin aku juga tak akan beli. Mending aku tabung buat beli tiket pesawat ke kayangan. Di warung bakso aku punya ingin lagi. Aku ingin dikasih gratis sama bapaknya. Tapi tidak dikasih. Mungkin karena bapaknya juga ingin dapat untung. Tiba tiba saja tanpa suara gemuruh dan dingin, awan juga punya hajat untuk menjatuhkan tumpanganya. Lalu aku dikeroyok, oleh hujan. Tapi aku tak takut. Karena aku tak punya sayap, kalo aku punya sayap aku akan takut gabisa terbang karena sayap basah. Gunung kamu tahu kan? selain aku suka kamu, aku juga suka bau hujan yang mencium tanah. Aku suka petrichor. Kamu tau itu.
Aku teringat dengan orang yang tadi akan memintakan pada Tuhan. Jika dia sudah memintakan pada Tuhan lalu Tuhan pasti mengabulkannya, tapi sampai saat ini, inginku belum datang. Malah hujan yang datang, padahal aku tak ingin. Ya, mungkin hujan ingin orang lain.
Setelah makan aku keluar dari tempat itu. Bukan karena ingin, tapi lebih kepada tak enak hati karena banyak yang antre. Aku tetap jalan meski basah kuyup meski di kata edan. Tapi aku tak bisa, karena lama lama hujan terlalu bersemangat memeluk tanah. Aku berhenti di depan tempat penepak bulu angsa berlatih karena ya itu tadi. Cukup lama aku di sana. Aku hanya bisa memandang hujan yang sangat mesra dengan tanah. Tiba tiba ada seorang laki-laki yang menurutku aku kenal. Memakai kaos hitam dengan bahu bidang yang sedang memainkan shuttlecock dengan raket. Tapi bukan raket nyamuk karena bakal rusak jika kena air. Aku ingin memanggil tapi aku tak bisa. Entah kenapa.
Tapi kamu lalu menoleh ke arahku dan menghampiriku. Ternyata benar kamu, Tuhan memang tau apa inginku. Percayalah pada Tuhan, hanya itu.
"Kamu sedang apa?" tanyamu sambil merapikan rambut karena memang ingin
"Pengen ketemu kamu."
"Kenapa engga telfon aja?"
"Aku ngga telfonpun kamu datang. Hehe"
"Kok kamu basah semua? gapapa?"
"Aku basah karena hujan ingin. Kamu juga. Aku engga papa."
"Yaudah hayu masuk aja. Dingin."
"Kamu kan ga ada latihan hari ini?"
"iya, gatau tiba tiba ingin."
"Karena tadi inginku udah disampein ke Tuhan."
"Hehe, kamu masih ada ingin?"
"Ingin hujan gak berhenti"
"kenapa?"
"Biar yang ingin gak sedih."
"Kamu memang banyak ingin."
Aku ketawa, kamu juga, hujan juga, tanah juga, Tuhan juga, yang kasih tau Tuhan juga, shuttlecock juga, raket juga. Tapi aku engga jadi pulang ke kayangan karena tiket terbangnya mahal, juga karena ingin.

Pedoman Menulis Karya Ilmiah Bebas Plagiasi

PEDOMAN MENULIS KARYA ILMIAH BEBAS PLAGIASI SINNA SHERINA FAIRUZIA D-IV Keperawatan Malang sinna.fairuzia@gmail.com Karya ilmiah ...